
Pasar smartphone di Asia Pasifik diprediksi akan berlipat ganda menjadi 200 juta unit pada 2016 mendatang, menempatkan sistem operasi Android di singgasana tertinggi. Feature phone, ponsel dengan fungsi dasar dan aplikasi Java, masih mendominasi pasar ponsel global pada saat ini.
Namun, secara perlahan, market-nya terus terkikis oleh smartphone yang harganya semakin terjangkau. Cepatnya pertumbuhan smartphone, salah satunya karena diiringi dengan peningkatan penetrasi internet di peranti bergerak.
Definisi 'komunikasi' yang dilakukan oleh user saat ini tidak sekadar bercakap-cakap atau berkirim SMS, melainkan juga berselancar di internet, bersosialisasi di sosial media, hingga mengakses e-mail. Pertumbuhan perangkat genggam yang lebih canggih ini diperkirakan akan mencapai sepertiga pasar di wilayah Asia Pasifik pada 2016 mendatang. Demikian prediksi konsultan telekomunikasi Ovum.
Tahun lalu, jumlah smartphone yang beredar di Asia Pasifik mencapai 100 juta unit. Tahun ini dan selanjutnya akan terus tumbuh secara cepat,yakni mencapai 12,5 persen per tahunnya. Pada 2016 nanti, pasar smartphone diprediksi mencapai 32 persen dari seluruh ponsel yang ada di Asia Pasifik. Jumlah tersebut termasuksignifikan jika melihat total penjualan ponsel global yang saat itu diprediksi menembus 653 juta unit. Artinya, Asia Pasifik akan berkontribusi sekitar 30,7 persen dari total pasar ponsel global.
Analis Ovum Adam Leach mengatakan bahwa pasar smartphone akan tumbuh signifikan dalam lima tahun ke depan, mengalahkan pasar telepon seluler yang lebih luas.
"Kita akan melihat perubahan dramatis dari dalam dominasi platform software di smartphonepada 2016.Android akan memimpin dengan 38,7 persen market share, disusul Windows Phone sekitar 22,6 persen," katanya.
Sementara, sistem operasi iOS milik Apple hanya akan kebagian porsi sekitar 19 persen, diikuti oleh BlackBerry sekitar 9,2 persen. Seberapa besar peningkatannya? Menurut data Ovum, pada 2010 market share yang dimiliki Android masih di bawah 10 persen, yakni sekitar 8,9 persen. Sementara, iOS 13,3 persen, BlackBerry 7,9 persen, dan Windows Phone sekitar 0,15 persen. Kesuksesan Android, lanjut Leach, didorong banyaknya jumlah vendor perangkat keras pendukungnya, baik dalam segmen high end maupun low end.
Kendati demikian, dia juga melihat ada beberapa sistem operasi lain yang mungkin memiliki kans sukses mainstream tinggi, di luar prediksi para analis.
"Bisa jadi berasal dari OS yang saat ini sudah ada di pasar. Seperti Bada, WebOS, atau MeeGo," katanya. Aliansi antara Nokia dan Microsoft juga akan berdampak besar terhadap pasar smartphone.
"Pengapalan handset Nokia didominasi Symbian akan berganti ke Windows Phone sebagai platform smartphoneutama mereka," katanya.
Pada Februari lalu, Nokia bergabung dengan perusahaan raksasa teknologi informasi Amerika Serikat, Microsoft, untuk mengguncang dominasi takhta Apple dan Google. Kerja sama ini akan membawa keuntungan sama besar bagi Nokia dan Microsoft. Nokia, dalam hal ini mendapatkan sistem operasi Windows Phone yang sangat powerful, dianggap mampu menandingi kedahsyatan Android dan iOS.
Sementara, Microsoft mendapatkan kombinasi handsetyang tepat untuk memasarkan Windows Phone yang sejak awal bergerak tertatih-tatih. Namun, langkah tersebut bukannya tanpa risiko. Sejak awal, Windows Phone dikemas terbuka, sudah digunakan vendor seperti HTC dan LG. Dengan kehadiran Nokia, bukan tidak mungkin HTC, LG, ataupun vendor ponsel lainnya akan menarik diri lantaran enggan bersaing dengan Nokia. Di Indonesia, pertumbuhan Android memang belum secepat di negara maju seperti Amerika yang penjualan smartphone-nya pada tahun ini diperkirakan mengalahkan feature phone.
Namun, bukan berarti Android sepi peminat. General Manager HT Mobile Nuramin mengatakan, dalam 2-3 bulan ke depan akan semakin banyak vendor lokal yang merilis ponsel Android di Indonesia. Dengan harga yang semakin murah, tentu saja yang paling diuntungkan adalah pengguna. Sistem operasi Android memungkinkan user untuk mengunduh berbagai aplikasi secara gratis, berselancar internet, berjejaring sosial,hingga berkirim e-mail dengan jauh lebih mudah.Apalagi,operator saat ini terus menurunkan harga tarif data mereka.