Jumat, 21 Oktober 2011

Iran: NATO Harus Keluar dari Libya


TEHERAN - Iran pada hari ini menyambut kematian dari Moammar Khadafi di kampung halamannya, Sirte. Iran juga berharap kematian Khadafi akan mengakhiri intervensi North Atlantic Treaty Organization (NATO) di Libya.

"Nasib yang tak terelakkan bagi para diktator dan penindas yang tidak menghormati HAM adalah kehancuran," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast, seperti dikutip Irna, Jumat (21/10/2011).

"Republik Islam Iran menyambut kemenangan ini dan mengucapkan selamat kepada seluruh warga Muslim Libya dan Dewan Transisi Nasional (NTC)," tambahnya.

Ramin juga menambahkan, seiring dengan tewasnya Khadafi, intervensi militer dari pihak asing tidak boleh diperpanjang. Sangat penting bagi para pasukan NATO untuk menarik dirinya dan membiarkan warga Libya menentukan nasibnya di masa yang akan datang.

Iran merupakan salah satu negara yang mendukung demonstrasi anti-pemerintahan yang terjadi di Libya. Meski tidak memperluas pengakuannya terhadap NTC Libya yang didirikan oleh para oposisi, Iran tetap memberikan bantuan kemanusiaan dan mendesak Khadafi untuk mengakhiri kekuasaannya yang sudah berusia 42 tahun.

Iran juga tidak henti-hentinya menyerukan NATO agar mengakhiri serangan udaranya di Libya dan juga Afghanistan.

0 komentar:

Posting Komentar